GIPI Jabar Minta Pemprov Antisipasi Salah Tafsir Surat Edaran Study Tour

Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat mengadakan diskusi informal “ngadu bako” yang dihadiri oleh Pengurus GIPI dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman. Dalam pertemuan ini, Ketua GIPI Jabar, Herman Muchtar, menyoroti Surat Edaran (SE) Gubernur Jabar mengenai Study Tour pada Satuan Pendidikan. Herman meminta Pemprov Jabar mengantisipasi dampak negatif penafsiran SE tersebut di lapangan.

“Kami memahami SE ini ditujukan untuk keamanan dan manfaat pelaksanaan study tour di Jawa Barat. Namun, kami mohon Pemprov Jabar mengantisipasi dampak penafsirannya di lapangan,” ujar Herman Muchtar di Sujiva Resto and Art Space, Bandung.

Herman juga mengapresiasi inisiatif Pemprov Jabar untuk berdiskusi dengan GIPI. “Kami keluarga besar GIPI Jabar menyambut baik diskusi informal ini. Kami berharap ada tindak lanjut konkret dari semua pihak untuk kemajuan industri pariwisata Jabar,” katanya.

Taufik Hidayat Udjo, pengurus GIPI Jabar, menambahkan bahwa kejadian di Subang seharusnya menjadi introspeksi bagi semua pihak. “Kami di PUTRi, bagian dari GIPI, akan introspeksi dan siap mendukung Pemprov Jabar dalam melakukan standarisasi dan monitoring bagi pelaku jasa pariwisata agar aman dan nyaman,” ujarnya.

Heni Smith, Dewan Pakar GIPI, juga memberikan apresiasi terhadap pertemuan ini dan berharap asosiasi di bawah GIPI dapat mendisiplinkan anggotanya dan melakukan pengawasan berkelanjutan.

Sekda Jabar, Herman Suryatman, menegaskan potensi besar pariwisata di Jawa Barat, mencakup wisata alam, seni budaya, konvensi, agro, kuliner, belanja, buatan, religi, sejarah, dan olahraga.

Sekda Herman menjelaskan bahwa SE tersebut bersifat edukatif dan tidak bermaksud mereduksi industri pariwisata. “Gubernur mengimbau satuan pendidikan untuk melaksanakan study tour di dalam wilayah Jabar dengan memperhatikan kesiapan awak kendaraan, keamanan jalur, dan kelaikan kendaraan,” paparnya.

Sekda juga menekankan pentingnya koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Pendidikan untuk menjamin keamanan dan kemanfaatan study tour. “SE tersebut sifatnya antisipatif dan mitigatif, dengan harapan tidak ada kejadian serupa di masa depan. Kita ambil pelajaran dan hikmah dari kecelakaan di Subang,” tutupnya.