Toraja seakan tak pernah ada habisnya untuk dieksplorasi, selain keindahan alam dan keramahan masyarakatnya, ada satu lagi daya tarik Toraja yang layak menjadi tujuan wisata keluarga. Adalah Wisata Toraja Mapasilaga Tedong atau adu kerbau, yaitu tradisi unik dalam rangka pemakaman leluhur masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Sebagian banyak traveler mungkin asing dengan Mapasilaga Tedong, padahal tradisi leluhur yang dilakukan masyarakat Tana Toraja ini sangat potensial menjadi daya tarik wisata budaya. Pengunjung dijamin akan dinuat deg-degan dengan adu kerbau yang sengit itu
Meskipun Mapasilaga Tedong memiliki arti adu kerbau, namun jangan salah dulu karena kerbau yang diadu bukanlah jenis kerbau sembarangan. Secara umum hanya ada tiga jenis kerbau biasa bertarung di Mapasilaga Tedong, yaitu kerbau bule atau kerbau albino, kerbau lumpur (Bubalus bubalis). Ketiga kerbau tersebut hanya ada di Tana Toraja. Wisata Toraja Mapasilaga Tedong sendiri merupakan salah satu rangkaian upacara Rambu Solo atau upacara pemakaman manusia.
Sebelum diadu, kerbau-kerbau terlebih dahulu diarak keliling kampung dan pemakaman diiringi beberapa wanita dari keluarga almarhum yang iringi irama musik dari tumbukan lesung padi yang dimainkan beberapa wanita.
Setelah itu, prosesi selanjutnya adalah penyerahan daging babi yang sudah dibakar, rokok, dan tuak, kepada pemandu kerbau dan para tamu oleh keluarga penyelrnggara Mapasilaga Tedong.
Saat Mapasilaga Tedong dimulai, dua kerbau saling mengadu kekuatan menggunakan tanduk mereka di arena sawah berlumpur. Keduanya akan saling menjatuhkan lawannya dengan kekuatan tanduk dan fisik.
Sementara itu, kerbau dinayatakan kalah apabila melarikan dari area Mapasilaga Tedong. Pemandangan kerbau yang berlari dengan kencang di sekitar arena akan membuat adrenalin penonton naik derastis.
Sekedar informasi tambahan, kerbau sendiri merupakan hewan suci bagi masyarakat Tana Toraja. Maka tak heran jika kerbau yang diaduk memiliki harga fantastis yang dapat mencapai ratusan juta rupiah.